Study Budaya di Bali

1. Tanah Lot

'Tanah Lot' adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.


2. Joger

JOGER. adalah salah satu pusat oleh-oleh atau tempat wisata belanja di Bali ini memang unik.Joger dahulu hanyalah sebuah toko atau sejenis galeri yang menjual berbagai barang-barang seni dan batik dengan nama toko "Art & Batik Shop Joger”.Namun kini Joger menjelma sebagai salah satu tempat wisata belanja yang wajib dikunjungi bila anda ke Bali.
Kata Joger diambil dari perpaduan dari nama sang pemilik yaitu Joseph Theodorus Wulianadi dengan sahabat karibnya yang bernama Mr.Gerhard Seeger dimana yang huruf E-nya dibaca seperti kata "enak" atau pada kata "ekonomi".Toko Joger pada awalnya lahir pada tanggal 19 Januari 1981 dengan bantuan dari si sahabat karib yang menghibahkan uang sebesar US$ 20.000 sebagai hadiah pernikahan si pemilik Joger sekarang yaitu Joseph Theodorus Wulianadi. Dulu Joger dikenal dengan embel-embel Pabrik Kata-kata Joger, entah mulai kapan slogan itu berganti menjadi Pusat Tolah-Toleh Khas Bali.Lokasinya yang mudah dijangkau yaitu di Jl.Raya Kuta (tanpa nomor) dekat dengan bandara Ngurah Rai, membuat Joger sangat dikenal baik wisatawan lokal maupun mancanegara.Bahkan sebagian orang bilang "tidak ke Bali namanya jika tidak membawa oleh-oleh dari Joger".
3. Bedugul
Bedugul merupakan salah satu tempat/objek wisata Bali yang menawarkan keindahan alam pegunungan dan danau. Tempatnya yang tinggi membuat daerah ini selalu diselimuti kabut dan berhawa dingin. Daerah Bedugul adalah bagian dari kabupaten Tabanan dan berjarak kurang lebih 70 km atau 2,5 jam dari Bandara Internasional (Airport) Ngurah Rai.

4. Sangeh

Taman Wisata Alam Sangeh, mungkin memang belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia, padahal Sangeh terletak di sebuah pulau terkenal di Indonesia yaitu Bali. Taman Wisata Alam Sangeh terletak di Desa Sangeh, Badung, Bali, sekitar 20km dari Denpasar.
Taman Wisata Alam Sangeh memiliki pesona wisata hutan yang banyak dihuni oleh ratusan kera. Kera-kera Sangeh dahulu memang dikenal sangat liar dan seringkali mengganggu para pengunjung. Kera Sangeh juga dikenal sangat jahil, karena seringkali mengambil barang-brang pengunung yang akan dikembalikan bila kera-kera tersebut diberi sepotong makanan. Namun sekarang kera Sangeh tidak lagi seliar dan sejahil dahulu, karena sekarang kera-kera tersebut telah diurus dengan baik.
Kera Sangeh juga memiliki beberapa kelompok yang masing-masing kelompok memiliki satu pemimpin. Namun kelompok-kelompok tersebut memilki pimpinan teringgi atau bisa dibilang raja dari seluruh raja kera yang ada di Sangeh. Pemimpin tertinggi ini berdiam ditempat yang paling luas di. Ditempat raja kera ini tinggal terdapat sebuah Pura Yang sangat terkenal kesakralannya yaitu Pura Bulit Sari.

5. Krisna

KRISNA BALI berdiri untuk pertama kalinya pada tanggal 16 Mei 2007 dengan pendirinya bernama Bapak Gusti Ngurah Anom yang sekaligus owner dari COK KONFEKSI, salah satu pusat produksi baju kaos Bali. Dibawah manajemen Cok Konfeksi inilah bermula sehingga pada tahun 2007 berdirilah KRISNA BALI yang bertempat di Jalan Nusa Indah No 79 Denpasar-Bali.
Kini Krisna Bali telah hadir di 3 lokasi lain, yaitu di Jl. Nusa Kambangan dan yang satu lagi sangat mudah dijangkau di Jl. Sunset Road, Legian dan jalan Raya Kuta (dekat airport). Kalau lokasi di jl. Nusa Kambangan, cukup sulit akses ke sana karena sering macet, jalan masuk juga tidak terlalu besar apalagi pakai bus.
Krisna Bali memiliki koleksi yang lengkap mulai dari T-shirt yang lengkap dengan motif-motif khas Bali, souvenir, makanan dan lainnnya.

7. Museum Perjuangan Negeri Bali

Monumen Bajra Sandhi adalah monumen perjuangan rakyat Bali yang terletak di Renon, Denpasar, Bali. Monumen ini menempati areal yang sangat luas, ada beberapa lapangan bola di sekelilingnya.
Monumen Bajra Sandhi merupakan Monumen Perjuangan Rakyat Bali untuk memberi hormat pada para pahlawan serta merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman. Lokasi monumen ini terletak di depan Kantor Gubernur Kepala Daerah Propinsi Bali yang juga di depan Gedung DPRD Propinsi Bali Niti Mandala Renon persisnya di Lapangan Puputan Renon.
Keseluruhan data daerah monumen berbentuk segi empat bujur sangkar dengan penerapan konsepsi Tri Mandala :
1. Sebagai Utama Mandala adalah pelataran/gedung yang paling di tengah
2. Sebagai Madya Mandala adalah pelataran yang mengitari Utama Mandala
3. Sebagai Nista Mandala adalah pelataran yang paling luar yang mengitari Madya Mandala
Bangunan gedung monumen pada Utama Mandala tersusun menjadi 3 lantai :
 Utamaning Utama Mandala adalah lantai 3 yang berposisi paling atas berfungsi sebagai ruang ketenangan, tempat hening-hening menikmati suasana kejauhan disekeliling monumen. Para pengunjung bisa melihat panorama Denpasar dari tempat ini. Pada saat cuaca cerah sehingga pemandangan Denpasar terlihat jelas. Untuk mencapai tempat ini harus melewati tangga melingkat yang lumayan tinggi.
 Madyaning Utama Mandala adalah lantai 2 berfungsi sebagai tempat diorama yang berjumlah 33 unit. Lantai 2 (dua) ini sebagai tempat pajangan miniatur perjuangan rakyat Bali dari masa ke masa. Dioramanya mirip dengan yang ada di Monas, Jakarta. Tapi yang di sini hanya menampilkan perjuangan rakyat Bali. Mulai zaman kerajaan, masuknya Hindu, Majapahit, penjajahan, perang kemerdekaan, hingga saat ini.
Di bagian luar sekeliling ruangan ini terdapat serambi atau teras terbuka untuk menikmati suasana sekeliling.
 Nistaning Utama Mandala adalah lantai dasar Gedung Monumen, yang terdapat ruang informasi, ruang keperpustakaan, ruang pameran, ruang pertemuan, ruang administrasi, gedung dan toilet. Ditengah-tengah ruangan terdapat telaga yang diberi nama sebagai Puser Tasik, delapan tiang agung dan juga tangga naik berbentuk tapak dara.
1. Diorama 1 :
Bali pada masa berburu dan mengumpulkan makanan (3000 SM)
1. Diorama 2
Bali pada masa perundagian (2000 SM) • Diorama 2 Bali pada masa perundagian (2000 SM) • Diorama 3 Stupika dan Prasasti Sukawana (778 M) • Diorama 4 Rsi Markandeya (abad ke-8 M) • Diorama 5 Rsi Kesari Warmadewa (914 M) • Diorama 6 Gunapriyadharmapatni dan suaminya Dharmadayana Warmadewa (989-1011) • Diorama 7 Konsep Kahyangan Tiga dari Empu Puturan (abad ke-11 M) • Diorama 8 Kehidupan Banjar (abad ke-11 M) • Diorama 9 Sistem Subak (abad ke-11 M) • Diorama 10 Sri Astasura Ratna Bumi Banten (Tahun 1338 M) • Diorama 11 Penobatan Sri Kresna Kepakisan (1347-1350) • Diorama 12 Pembangunan Pura Dasar Gelgel (abad ke-14) • Diorama 13 Dalem Waturenggong (1460-1550 M) • Diorama 14 Dang Hyang Nirartha (1489 M) • Diorama 15 Masa kejayaan kerajaan-krajaan di Bali (abad ke-17 sampai 19) • Diorama 16 Patih Jelantik merobek surat Gubernur Jendral (1846) • Diorama 17 Perang Jagaraga (1848-1849) • Diorama 18 Patih Kusamba (1849) • Diorama 19 Perlawanan Rakyat Banjar (1868) • Diorama 20 Puputan Badung (1906)
Lingkaran Dalam: 21 samapai 33 Diorama Diorama-Diorama tersebut menggambarkan: • Diorama 21 Persiapan Sagung Wah melawan Belanda (1906) • Diorama 22 Puputan Klungkung (1908) • Diorama 23 Bangkitnya organisasi pemuda (1923-1928) • Diorama 24 Bali dibawah Fasisme Jepang (1942-1945) • Diorama 25 Menyebarluaskan berita proklamasi (1945) • Diorama 26 Pusat komando pemuda Republik Indonesia (September 1945) • Diorama 27 Peristiwa Bendera di Pelabuhan Buleleng (27 Oktober 1945) • Diorama 28 Pertempuran Laut di Selat Bali (1946) • Diorama 29 Serangan terhadap Tangsi NICA (1946) • Diorama 30 Pembentukan Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia Sunda Kecil (1946) • Diorama 31 Pertempuran Tanah Aron (1946) • Diorama 32 Pertempuran Marga (1946) • Diorama 33 Bali dalam mengisi kemerdekaan.


3 komentar: